
Garasi Dunia – Sebagai bagian dari langkah strategis penguatan sistem pertahanan maritim nasional, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) telah mengirimkan sejumlah prajurit ke Jepang guna mempelajari operasional kapal patroli yang akan dihibahkan oleh pemerintah Jepang kepada Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal TNI Kristomei Sianturi, dalam sebuah pertemuan dengan awak media di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Brigjen Kristomei, pengiriman personel ke luar negeri tersebut merupakan bagian dari prosedur standar yang dilakukan setiap kali Indonesia akan menerima alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara lain. Ditekankan pula bahwa proses ini menjadi tahapan penting dalam memastikan kesiapan personel dalam mengoperasikan serta merawat peralatan militer yang baru diterima.
Disampaikan pula bahwa para prajurit yang dikirim ke Jepang tidak hanya akan dibekali kemampuan teknis pengoperasian kapal, namun juga diminta untuk memahami dan mendalami sistem perawatan kapal tersebut. Dengan demikian, ketika kapal tiba di tanah air, proses operasional dan perawatannya dapat dijalankan oleh personel TNI AL dengan efisien dan profesional.
Sebelumnya, Laksamana TNI Muhammad Ali selaku Kepala Staf TNI Angkatan Laut menyampaikan bahwa dua kapal patroli yang dihibahkan oleh Jepang akan digunakan untuk memperkuat pertahanan di wilayah Kalimantan Timur, khususnya di Pangkalan TNI AL Balikpapan. Penempatan dua kapal tersebut diarahkan untuk mendukung pengamanan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang tengah dalam proses pembangunan dan berada di wilayah tersebut.
Disebutkan oleh Laksamana Ali bahwa hingga kini, jumlah kapal patroli yang tersedia di wilayah Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) Balikpapan masih dianggap belum memadai. Oleh karena itu, tambahan dua kapal tersebut diharapkan bisa menutupi kekurangan armada dan memperkuat pengawasan wilayah perairan sekitar IKN yang sangat strategis.
Aspek geografis IKN juga menjadi pertimbangan utama dalam penempatan kapal hibah tersebut. Mengingat wilayah IKN memiliki sejumlah sungai yang dapat dimasuki kapal kecil, maka kapal sepanjang 18 meter yang dihibahkan oleh Jepang dipandang sangat sesuai untuk menjalankan misi pengamanan di area sungai tersebut. Hal ini memungkinkan pelaksanaan patroli lebih menyeluruh, bahkan hingga ke kawasan-kawasan yang sulit dijangkau oleh kapal berukuran besar.
Lebih lanjut, Laksamana Ali menyampaikan bahwa keberadaan kapal hibah ini akan menjadi tambahan kekuatan penting meskipun saat ini pengamanan IKN sudah dilakukan melalui sinergi antara berbagai unsur aparat keamanan maritim. Namun dengan meningkatnya kompleksitas pembangunan IKN, dukungan alutsista yang memadai tetap dianggap sangat vital.
Kehadiran dua kapal hibah dari Jepang ini tidak hanya mencerminkan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di bidang pertahanan, namun juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjamin keamanan dan stabilitas di wilayah Ibu Kota Nusantara. Dengan penempatan personel yang terlatih dan pengoperasian kapal yang optimal, diharapkan kawasan perairan IKN dapat diawasi dengan lebih ketat.
Upaya ini juga merupakan bagian dari langkah proaktif TNI AL dalam menyikapi tantangan keamanan yang semakin kompleks, sekaligus sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan lingkungan strategis nasional. Diharapkan bahwa keberhasilan misi pelatihan prajurit di Jepang akan menjadi awal dari peningkatan kapabilitas pertahanan laut nasional yang lebih kuat dan profesional, terutama dalam menyongsong era baru pembangunan ibu kota negara.