
Garasi Dunia – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 yang baru-baru ini mengguncang Istanbul, Turki, telah memicu kekhawatiran besar di kalangan ilmuwan dan masyarakat. Gempa ini disebut-sebut sebagai sinyal awal dari kemungkinan gempa yang jauh lebih besar yang diprediksi akan terjadi dalam rentang waktu antara tahun 2045 hingga 2075. Penilaian ini disampaikan oleh seorang pakar seismologi ternama asal Turki, Ahmet Ercan.
Menurut Ercan, guncangan yang terjadi pada hari Rabu lalu bukan sekadar kejadian alam biasa, melainkan merupakan semacam “pemanasan” untuk gempa berkekuatan magnitudo 7 hingga 7,2 yang diperkirakan akan mengguncang wilayah Thrace Timur di masa depan. Prediksi tersebut disampaikannya dalam wawancara bersama RIA Novosti pada hari Kamis.
Ercan menjelaskan bahwa gempa besar yang diperkirakan akan terjadi nanti kemungkinan akan memiliki kedalaman yang sama dengan gempa yang baru saja terjadi, yaitu antara 7 hingga 13 kilometer di bawah permukaan tanah. Meski begitu, ia menekankan bahwa kekuatan guncangan tersebut akan jauh lebih besar, bahkan diperkirakan mencapai 22 kali lebih kuat dibandingkan gempa M 6,2 yang baru-baru ini terjadi.
Dalam keterangan lebih lanjut, Ercan menyebutkan bahwa warga yang tinggal di bangunan yang dibangun setelah tahun 1999—tahun di mana peraturan konstruksi di Turki diperketat pascagempa besar—dan berdiri di atas tanah yang stabil, tidak perlu terlalu khawatir. Struktur bangunan baru dianggap telah dirancang untuk lebih tahan terhadap gempa, sehingga risikonya lebih rendah.
Namun, potensi bencana tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh keberadaan patahan aktif di wilayah tersebut, yaitu Patahan Anatolia Utara yang membentang di sepanjang bagian utara Turki dan salah satu cabangnya melintasi wilayah Laut Marmara yang dekat dengan garis pantai Istanbul. Lokasi geografis ini membuat kota Istanbul sangat rawan terhadap gempa bumi besar.
Prediksi yang dikeluarkan oleh Kantor Wali Kota Istanbul bahkan lebih mencemaskan. Diperkirakan, apabila terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,5, sedikitnya 90.000 bangunan dapat mengalami kerusakan parah atau runtuh, 4,5 juta warga berisiko kehilangan tempat tinggal, dan kerugian ekonomi dapat melebihi 325 miliar dolar AS atau sekitar Rp5.476 triliun. Angka ini menunjukkan potensi dampak yang sangat besar, baik dari sisi infrastruktur maupun sosial ekonomi.
Gempa M 6,2 yang terjadi pada hari Rabu dilaporkan oleh badan penanggulangan bencana Turki sebagai kejadian utama yang juga diikuti oleh beberapa gempa susulan. Getaran tersebut cukup kuat untuk memicu kepanikan di kalangan warga, yang menyebabkan sebagian besar dari sekitar 240 korban luka mengalami cedera akibat jatuh saat mencoba menyelamatkan diri.
Menteri Kesehatan Turki, Kemal Memisoglu, menjelaskan bahwa mayoritas luka yang dialami korban bersifat ringan dan disebabkan oleh reaksi spontan saat guncangan terjadi. Meskipun korban jiwa tidak dilaporkan, insiden ini menjadi pengingat kuat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di wilayah yang sudah dikenal rawan gempa seperti Istanbul.
Dengan semua fakta ini, para ahli dan otoritas terkait diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi potensi bencana gempa yang lebih besar di masa mendatang. Meskipun waktu pastinya belum dapat dipastikan, namun prediksi dari para seismolog menjadi peringatan serius yang tidak boleh diabaikan.